Ku.. ku.. ru.. yu…kkkkk…
Suara jago membangunkan aku dari buaian mimpi
Pijar terang dewa siang kembali datang
Segera ku mulai aktivitas..
Pagi itu..
Sabtu Pahing, 24 Mei, udara pagi begitu segar untuk memulaai aktivitas. Kicau burung pun terdengar jelas, hiruk pikuk masyarakat mulai terlihat. Tak heran, saat itu pasar “kaget” kembali di gelar di perempatan barat rumahku. Masyarakat sebagian menjual hasil panennya, beberapa warga mencari kebutuhan sehari-hari.
Pasar kaget terletak di perempatan dusun Demangan, desa Pijiharjo. Setiap kliwon dan pahing perempatan ini dijadikan sebagai centra jual beli masyarakat. Berbagai macam dagangan ada di sana, seperti sayur, lauk pauk, besengek, nasi gudang dan bahan-bhan kebutuhan rumah tangga lainnya. Semua dagangan itu didasarkan (disajikan) di pingggir jalan yang menghubungkan dusun Demangan menuju desa Pijiharjo.
Tak jarang, beberapa warga Demangan, Sampak, Bendungan, Jurang, Gayam yang ingin beraktivitas ke kota Pijihartjo, Manyaran, Wuryantoro terjebak macet di pasar kaget tersebut.
Fenomena tersebut hanya ada di pedesaan, tidak tahu kalau hal tersebut terjadi di sudut kota besasr. Pasti para pedagang tersebut sudah direlokasi ke tempat lain. Padahal sebenarnya mereka ibarat sebuah simbiosis yang saling menguntungkan. Memang.. pemandangan seperti itu menimbulkan kesan “kumuh”
Itulah sekelumit gambaran jual beli masyarakat tradisional di desa kami. yang tidak seperti kehidupan perkotaan. Transaksi jual beli dilaksanakan di tempat-tempat modern.
0 Comment for "pagi hari di desa"